Sabtu, 14 Desember 2013

CORAT – CORET: FAKTA OSPEK, PENGALAMAN PRIBADI SAYA.


          Hola, kembali lagi ketemu sama saya disini. Kali ini saya akan mengungkap fakta-fakta OSPEK yang saya alami. Saya rasa nama Perguruan Tinggi saya dan Himpunan Mahasiswa yang saya ikuti tidak perlu dipublish.

Fakta: OSPEK? Taik.
            Nah, disini saya akan ceritain OSPEK jaman sekranag masih berbau Purba, ya walaupun sedikit, tetep aja masih bau. Oke, lets read my story below.

Fakta 1: OSPEK Masuk Himpunan Mahasiswa masih berbau Plonco, tapi Plonco versi Saya.
            Diawali disebuah masa dimana kita harus saling akrab dengan Kakak Angkatan satu Jurusan. Disini kita di OSPEK oleh kakak angkatan 2 tahun di atas kita. Fakta plonco masih ada ini terjadi pada saya dan teman saya.
            Pertama kalinya dimarahin sih enggak, pertama kalinya dicaci maki sih enggak, tapi ini pertama kalinya dimaki sama Kaum Intelek, sob. Jadi keekrasan berupa kekerasan Psikis ditelan mentah-mentah oleh kita. Mulai dari kata-kata simple tapi itu sangat kena ke Hati kita.
            Contoh kata-kata yang terlontar:
“Oh, kamu Merasa Ganteng?” sori bukan ini, tapi yang dibawahnya, hahaha.
“Kamu abis ngapain kemarin?”  “Oh Nyablon, kirain muka kamu yang disablon.” Simple kan? Tapi nyinyiran kakak tingkat itu sangat merasuk ke otak, menggerogoti susum tulang belakang, oh sori terlalu lebay, hahaha.
            Nah, saya lupa beberapa kata-kata yang menyakiti hati saya atau teman-tean saya, karena udah lama juga, tapi ya itu benar terjadi. Padahal pihak Jurusan pernah jaji, gak akan ada yang namanya Kekerasan Fisik atau Psikis dalam masa OSPEK jurusan. Nah lho? Berarti udah jelas kan siapa dalangnya, ya Para Senior yang dulu digituin juga sama Seniornya. Disini saya bukan terkesan memelas dan sangat lemah, tapi untuk menghilangkan Perploncoan ya dari hal kecil kayak gini harus diangkat ke permukaan, sob. Bahwa sesungguhnya, Amanat dari pihak Jurusan tidak diamalkan oleh para Kakak Tingkat. Fak, men!

Fakta 2: OSPEK? Kepala jadi Sasaran.
            Ini terjadi disaat sebuah acara simulasi sidang gitu, sob. Jadi suasana dibuat ricuh seperti para anggota parlementer diatas sana lagi ngeributin masalah yang sebenernya gak penting-penting amat, hahaha. Diawali dari suasana gaduh tadi, agenda akting dijalankan, dimana semua orang-orang jadi panik luar biasa.
            Setelahnya, tiba-tiba lampu ruangan mati, dan terdengar suara jeritan teman saya yang seorang perempuan. Ketika lampu nyala lagi, suara jeritan itu adalah sebab dari botol minuman mengenai kepala teman saya, bayangkan? Masuk akal gak, lagi gaduh, riuh dan lampu mati. Setelahnya ada orang teriak akrena kepalanya kena botol dan nyeri, mungkin ada luka didalam karena gak darahan. Untung gak mati temen saya, kalo mati gimana coba? Mau mereka masuk bui? Pasti gak, mereka lempar-lempar dan nunjuk orang kalo pelakunya si A, B, C sampe Z dan akhirnya? Peristiwa itu hilang ditelan Buto Ijo, taik lu semua goblog, pikir pake otak, katanya Kaum Intelek! (Maaf, adrenalin saya tersulut, maklum bayangin kalo temen saya sampe mati.)

            Nah sob, itu tadi dua fakta yang saya angkat, sekedar pengantar aja. Sempat terpikir di otak saya, gedung perkumpulan mahasiswa itu akan saya bakar. Untuk apa? Ya biar mahasiswa gila itu kebingungan, men. Tapi niat itu lenyap setelah saya berpiir kalo saya kuliah buat dapet ilmu bukan musuh.
            Gila bukan???? Ya walaupun penyampaian saya di tulisan ini kurang yahud, semoga masud tulisan ini bisa diterka oleh rekan-rekan sekalian. Maaf bila banyak kesalahan, saya Wii, sampai Jumpa di corat-coret selanjutnya. !!!!! J

Corat-coret: OSPEK? Taik.


            Selamat Hari Sabtu. Saya Wii, seorang anak yang ingin mencurahkan apa yang ada di otak saya saat ini. Disini, dicoret-coretan ini saya cuman mau nulisin tentang maksud dari OSPEK (orientasi studi dan pengenalan kampus) dan apakah sesuai maksud dari OSPEK di dalam singkatan tersebut, atau hanya sebuah istilah saja, dan cenderung ke arah perploncoan. Entah siapa yang memulai tradisi konyol ini, katanya pengenalan kampus dan orientasi studi tapi mengapa selama 18 tahun ini yang ada itu korban jiwa dan korban jiwa lagi. Alasannya simple banget, meninggal karena kelelahan lah, karena A, B, C dan masih banyak alasan lain. Mengapa tradisi purba ini terus berjalan ya?
            Dengan adanya perploncoan bukan ada yang namanya suatu keakraban antara Mahasiswa baru dan Mahasiswa Lama atau akrab disebut Senior. Masalah senioritas, apakah harus diagungkan di ranah intelektual? Taik! Itu satu kata yang selalu saya umpat disaat para senior dengan seenaknya memperlakukan saya. Jujur aja, emang saat saya di OSPEK kemarin gak ada perploncoan dan kekerasan fisik, tapi keekrasan psikis itu nyata adanya.
            Lalu, apakah senior itu adalah Raja? Yang dapat seenaknya memerintah para Mahasiswa Baru??? Helooooowww, pada dasarnya manusia itu dididik untuk saling menghormati satu sama lain, gausah pake istilah senior dan junior hingga parahnya ada tradisi angkatan ganjil dan genap, are you stupid, doods???
            Berkaca dari perlakuan senior yang semena-mena itu pasti didasari oleh keinginan Balas Dendam, mengapa demikian? Ya iyalah, orang dulu mereka juga di OSPEK sama kakak angkatannya, maka dari itu terkutuklah orang-orang yang merubah sistem yang sebenarnya dari OSPEK mengarah kepada perploncoan, kekerasan fisik dan psikis. Are you stupid, maderfaker??? Pikiran lu tuh dangkal kalo mengagungkan Balas Dendam, saya pribadi lebih suka bales dendam bukan dengan cara membalas apa yang telah diperlakukan para senior. Saya balas lewat kritikan membangun yang berujung pada pencerahan para Bigot yang bertengger di Perguruan Tinggi.
            Apa kalian akan tetap membiarkan budaya purba semacam OSPEK, sebuah warisan Revolusi Industri yang kalian Agung-agung kan itu? Gua sih ogah, mening juga kasih Mahasiswa Baru itu sesuatu yang Ngena dan gak pake kekerasan. Kekerasan itu memang boleh lah dilaukan kalo si Mahasiswa Baru ini kelewat batas dari norma dan sopan santun yang telah diwariskan oleh leluhur-leluhur kita dimasa lalu. Tapi kalo tradisi perploncoan gak lah, masa kaum intelek pikirannya dangkal?
            Ayo mulai hari ini dan seterusnya, gausah lah tradisi perploncoan, menjahili mahasiswa abru kelewat batas. Inget Karma, Tuhan itu adil, sob. Semoga hati nurani kalian terbuka semua. HENTIKAN OSPEK!!!

Sabtu, 07 Desember 2013

Asap Yang Hilang


ASAP BUSUR HUJAN: ASAP YANG HILANG

            Asap? Apa yang terbesit dalam benak kalian bila mendengar kata Asap? Banyak kemungkinan pastinya, ada yang menyimpulkan Efek dari sesuatu yang Terbakar, bisa juga Obat Nyamuk Bakar, bisa Asap Rokok, Asap dari Kendaraan, Asap Pabrik hingga singkatan dalam Bahasa Bule, As Soon As Possible. Hahaha ya apapun itu, yang pasti Asap disini sudah saya jelaskan di part sebelumnya, dimana latar belakang penulisan cerita ini saya jelaskan kepada kawan-kawan yang dengan baik hati mau melirik tulisan saya yang masih kacau ini.
            Oke, kembali ke Asap, ini sebenarnya adalah Jimi, mengapa Jimi? Karena Ia senang sekali merokok, alasannya klasik: Enak. So, mengapa akhir-akhir ini Jimi merasa gak enak ya saat merokok? Hanya Tuhan dan Sokter Spesialis yang dapat menjawabnya, hahaha. Back to the track, Jimi adalah anak yang sangat menyenangi musik bergenre Pemberontakan, dengan ritme cepat ala Overkill dengan dentuman drum ala Obituary dan alunan gitar fuzzy ala Lou Reed. Oh may God! Sebenernya semua musik ditelan oleh Jimi, kecuali musik-musik seperti LMFAO dan 3OH3, alasannya? Kurang enak ditelinga.
            Jimi, sebenarnya adalah anak rajin. Ya, karena sejak kelas dua SD dia selalu ranking. Dimulai di kelas dua ia selalu mendapat ranking 3 atau 2 hingga akhirnya berhenti di kelas enam semester akhir, ia finish di rankin 4 dan mendapat penghargaan siswa dengan Nem terbesar ke-3 di sekolah. Keren ya Jimi. Lalu, mengapa setelah itu prestasinya terkesan menurun bahkan tanpa ada kenaikan? Alasannya simple, metoda mengajar Guru di jaman modern ini kurang variatif dan bikin boring.
            Semenjak duduk di bangku SMP hingga SMA, Jimi adalah manusia dengan tingkat Individualisme yang sangat tinggi. Kemana-mana, Jims selalu sendirian, mau itu ke mall buat beli komik atau belanja kebutuhan Lebaran, hahaha. Jimi jimi si celana Mini, awal mengenal dunia hitam (musik cadas) itu setelah Jimi curi-curi henpon kakaknya dan juga sering oprek-oprek komputer kakaknya. Isi lagu di komputer kakaknya itu lagu-lagu dari Puppen, ya band Hardcore asli Bandung.
            Entah mengapa, Jimi diberikan rasa penasaran yang tinggi oleh Tuhan, oleh karena itu, ia tidak dengan seenaknya Menelan Mentah Budaya yang baru ia terima dari siapapun, dimana pun dan kapan pun. Ia, selalu mencari tahu asal-usul dari apa yang baru ia dpatkan, baru setelahnya menerapkannya dalam kehidupan bila memang ia rasa itu bermanfaat dan berguna.

Berkenalan dengan Asap
            Disini adalah fase dimana Jimi mulai mengenal tembakau dan untuk apa sih sebenernya? Semua diawali dari pergaulan anak-anak muda di jaman modern, dimana segala-galanaya berbau Konsumerisme, cuih, hahaha. Kelas dua SMP, mungkin bisa dibilang Jims mulai aktif mengonsumsi rokok dan meminum air suci (minuman beralkohol). Mengapa bisa terjadi? Apakah kurangnya perhatian dari Orang tua? Jelas tidak, Jims adalah anak yang dilahirkan dari Pasangan serasi antara seorang Aparatur Negara dan Perempuan yang belum sempat menyelesaikan sekolah SMA. Lantas bila ia anak Aparat, mengapa ia bisa out of control? Sejak awal Jims terlalu sering berkutat dengan pergaulan minoritas yang kesannya gelap dan tanpa arah. Why? Only Him and God will answer the question actually.
            Setelah kebiasaan yang dianggap biasa itulah akhirnya Jimi si bocah suku pedalaman menjadi seseorang yang out of order and wanna see who is the real bastards of young. Mungkin, di serial kali ini menitik beratkan pengenalan tokoh Jimi secara implisit dan mendalam dan nyata tertuang dalam bentuk tulisan kongkret dengan nada dan tata bahasa ala kadarnya, hahaha.

Musik Keras, Pengaruh Pemikiran Jimi ke Arah Pergerakan Anti-Sistem
            Awalnya, Jimi menyukai musik-musik semacam Nidji, Peterpan, Ungu hingga ST 12, that’s real, man. Lantas mengapa ia bisa beribah 180 derajat menyukai musik keras dan kesannya berandalan? Jadi begini ceritanya, Jimi berhasil mencuri-curi untuk dapat mengoprek komputer kakaknya. Ia dengan rasa ingin tahu yang menggebu-gebu membuka folder-folder di komp kakaknya tersebut, dan ia pun menemukan folder yang berisi ribuan lagu acak musik asli indonesia dan barat. Lagu pertama yang sangat bikin dia penasaran adalah lagu milik Rocket Rockers dengan judul Bangkit. Berawal dari sering ngoprek komp kakaknya dengan sembunyi-sembunyi itulah ia dapat mengetahui berbagai macam musik yang sebelumnya tidak dia ketahui di layar cembung televisi.
            Hingga suatu saat di SMP, ia mengenal teman-teman yang ternyata suka dengan genre seperti itu juga. Teman-teman Jims pada saat SMP mudah akrab dengan Jims, karena walau Jims seorang anak yang terlihat tiis dan susah gaul, dan emang bener juga, Jims ini anak yang lebih banyak berdiam diri ketimbang nyoblak A sampe Z tanpa ada isi dari perkataan tsb. Jims, pertama kali diajak sebuah komunitas atau bisa dibilang geng anak SMP, karena Jims memiliki segelintir pengetahuan tentang musik. Setelah itu teman-temannya selalu mengajaknya untuk bergabung, ya karena Jims dianggap keren karena dengan melihat penampilan Jims yang culun ternyata pengetahuan musik minor nya ia cemerlang.
            Berawal dari hal tersebut lah akhirnya Jims memulai untuk lebih mendalami musik-musik dengan genre aneh yang tidak pernah ia daptkan di tayangan televisi rumahnya. Bermodalkan niat untuk main ke warnet ia lakukan dan hasilnya, pengetahuan akan musik dengan menonjolkan lirik-lirik yang dengan lantang menolak keberadaan suatu pemerintahan gelap, sebuah pergerakkan anti-korupsi hingga hal-hal keren yang ia dapatkan lewat musik minoritas ini.
            Mungkin, lewat karya-karya Puppen, Burger Kill, Seringai dan Roxx, Jims mulai mendapatkan kenyamanaan dalam suatu genre musik. Liriknya memang sulit dimengerti pada awalnya, namun seiring berjalannya waktu karya anak-anak kreatif gila ini dapat ia tangkap, dan kebiasaan tidak menelan mentah suatu hal baru itu berlangsung hingga kini. Oh, Jims yang malang, sayang kau gagal bersekolah di universitas Gajah Mada. Universitas impianmu sejak dahulu.

Fashion Busuk, Pencitraan Kaum Konsumerisme
            Jims adalah anak yang gak suka ikut-ikutan orang lain, disaat musim beyblade sedang marak, ia dengan senang hati memainkan mainan robot-robtoan Kabutaku nya dirumah. Dan disaat Fashion Alien sedang menginvasi kehidupan manusia modern ia berusaha untuk membangun sebuah brand sendiri, ya tujuan awalnya itu mengamalkan idealisme DIY (baca: Di Ai Wey) dimana memproduksi sendiri dan dipake sendiri itu keren, hahaha. Mungkin jaman globalisasi udah bikin otak orang gila,dimana mengkonsumsi adalah pilihan terakhir sebelum memutuskan untuk memproduksi. Memang, beli itu lebih mudah dari bikin karena beli dengan seenaknya orang-orang kaya itu menguasai pasar edan masa kini.
            Fashion, tidak akan jauh dari yang namanya budaya Konsumerisme, karena fashion jika tidak melakukan sebuah inovasi dan ide kreatif gila, maka habislah nama Fashion itu dikhalayak ramai. Lalu. Apakah selamanya Jims akan menjadi seorang Konsumen setia sebuah brand? Atau mecoba membuat brand aru denga kualitas dan kuantitas yang terjaga? Pasti pilihan kedua adalah solusi dari kesemrawutan pasar Indonesia ini. Mungkin lama-kelamaan nama Indonesia akan berganti menjadi Hedonesia, Siapa yang tahu? Hahaha.

Jimi, Rain dan Segelimet Persoalan
            Jims, anaknya santay dan sukanya duduk sambil baca apa aja yang ada, sampe-sampe baliho dan banner kampanye pun dibaca, saking senengnya baca yang aneh dan bernafaskan sebuah pergerakan. Oke, Jims, sangat mencintai perdamaian dan akhir-akhir ini sudah membuka mata untuk mempercayai bahwa Cinta itu benar adanya. Lalu, apakah Jims masih mengharapkan Rain?
            Jims yang malang, Rain telah memiliki pasangan, sedangkan Jims baru kembali memercayai bahwa Cinta itu benar adanya. Inikah sebuah dinamika kehidupan? Kesemrawutan hati yang berpengaruh pada rasa ingin tahu yang tingggi dan mempengaruhi otak kanan dan kiri? Ah, Tuhan, mungkin Jims akan lebih gila lagi bila selalu membayangkan kemungkinan-kemungkinan buruk mengenai Rain dan aaarrrgghhh, Jims pasti tidak mampu mempercayai bahwa Cinta itu benar adanya.

Jims, Pragmatisme itu taik. Musik Cadas Menggerilya dan Lewat Seni berusaha Memanusiakan Manusia.
            Hello, teman dibagian akhir Serial ASAP BUSUR HUJAN ini aku mau cerita soal musik cadas yang menggerilya dan seni itu sebuah bentuk kreasi untuk memanusiakan manusia. Lewat contoh-contoh dari bukti kongkret anak muda masa kini, yang kreatif dan inovatif.
Fakta 1: Musik Cadas Menggerilya
            Disini aku mau cerita soal musik cadas yang selalu dianggap sebagai musik pemujaan setan yang gak bisa apa-apa, kenapa gitu sih? Ya, mungkin karena bangsa ini masih menilai orang dari sisi luarnya saja, tanpa melihat potensi dan substansi yang sebenernya dibawa oleh manusia kreatif dengan wajah seram dan musik ekstrim. Berbicara soal karya kreatif manusia keren masa kini itu gak luput dari usaha mereka memerdekakan dirinya dari jajahan manusia pragmatis yang apa-apanya harus ada uangnya dan menguntungkan sepihak, heloooow! Mau sampe kapan lo hidup cuman buat cukup makan dan sekolah doang??? Sebuah perjalanan karir para musisi-musisi independen itu adalah hal keren, dimana dengan keterbatasan mereka masih bisa membuat suatu karya, ya karya ringan namun berisi. Contoh: ada band keren dari Bandung, sebut saja Puppen, lewat karya-karya nya mereka bisa membuat saya jauh membuak diri untuk mengenal politik praktis yang menjamur sekarang dimana kekreatifan tertutup oleh politik anjing partai atas nama agama.
            Coba lo lo pada buka mata semua, ada ratusan orang yang keliatannya cuman nongkrong-nongkrong sambil ngerokok doang disebuah rumah, tapi apa? Mereka bisa membuat sebuah karya musik, ya walau berbentuk musik cadas, tapi esensi dari liirk-lirik yang mereka buat itu jauh lebih baik dari perkataan para politisi partai anjing yang dengan bebas seliweran di tanah yang damai ini. Oke, stigma kalau musik metal itu brandal, bertato, berpirsing dan hobinya mabok-mabokan. Mungkin bisa dibenarkan juga stigma itu, tapi lebih real deh pemikiran kita, walau segelintir memang melakukan toh, aksi mereka nyata tercurah didalam karya-karya mereka, baik itu secara musikalistas bahkan tulisan-tulisan yang ngena. Lalu, masih menganggap konser metal membawa kerusuhan dan kematian? Berkaca deh ke konser lain, dimana disana menyuguhkan musik dengan aliran musik yang mendayu-dayu, toh ada aja yang mati kan? Jadi dalam berprinsip dan menilai suatu hal itu jangan subjektif, bro.
            Banyak anak muda dengan susah payah menggerilya untuk menyuarakan kekecewaannya terhadap para pemimpin bangsa ini lewat musik. Banyak yang rela dianggap taik buat terus-terusan menyuarakan hak atas hidup dan berkreasi menentang aturan-aturan dan norma usang yang tersengaja dibuat untuk membatasi pemikiran anak muda bangsa ini. Hey, jangan mau mental kalian terjajah, dan menjadikan diri kalian generasi lama, ya generasi terjajah. Ayo bangun, jangan cuman bilang aku gak bisa, aku bukan apa-apa atau apapun kata-kata cengeng yang selalu kalian jadiin tameng menghindari kenyataan dan mengakibatkan pemikiran kalian yang semakin hedonis dan konsumtif. Kata Wadit juga kan “Kreatif Sampai Mati.”

Fakta 2: Seni dapat Memanusiakan Manusia
            Kenapa Seni? Kenapa coba? Ya, pada dasaarnya manusia atau anak muda masa kini itu udah males malesan, senengnya belanja dan klabing sampe mencret. Lalu, apa yang kalian dpatkan? Uang doang abis, dan udahnya ngerengek rengek minta uang lagi buat ngelakuin hal yang sama, tolol! Ayo dong, kita coba bangun suatu pemikiran yang orisinal, dimana kita mengambil alih kongsi kekuatan anak muda untuk benar-benar memerdekakan bangsa terjajah ini.
            Kalian gak kasian sama Pahlawan-pahlawan muda pada masa lalu? Mereka hidup dan mati atas nama Bangsa, kalian? Atas dasar malu dan gak bisa apa-apa menajdikan diri kalian ini anak muda yang pemikirannya masih terjajah. Kemon, kita kreatif, kita buat media untuk menjadikan bangsa ini lebih baik. Jangan cuman bisa beli beli dan mengagungkan para tuan kapitalis liberal diluar sana. Mungkin saya pribadi belum dapat berperan secara dalam untuk pergerakkan bangsa ini ke arah lebih baik, saya baru bisa bikin trigger lewat tulisan-tulisan yang masih jelek kayak gini, tapi seenggaknya contoh nyata seperti Wahyu Aditya, MC handal kita Ucok, Arian13, penulis Soleh Solihun dan masih banyak lagi udah ngasih contoh ke kita, bahwa anak muda itu seharusnya seperti apa. Kemon, doods kita ubah negeri ini untuk kemajuan yang pesat dan luar biasa!!!

ASAP BUSUR HUJAN: Cerita dibalik Judul


­­
­­ASAP BUSUR HUJAN: EDISI SERIAL

Latar Belakang Cerita ASAP BUSUR HUJAN
            Mengapa saya memberi judul cerita antara Jimi dan Rain dengan judul ASAP BUSUR HUJAN?
            Jadi begini latar belakang pengambilan judul ASAP BUSUR HUJAN. Awalnya cerita ini hanyalah sebuah hayalan saya (Dwi) yang ingin membuat sebuah cerita romantis ala anak muda jaman kini, dan satu-satunya cara untuk membuat cerita dengan real adalah melalui pengalaman pribadi sang penulis cerita. Mungkin, cerita ini diawali dari perasaan menggebu-gebu saya setelah membaca beberapa hasil karya penulis-penulis hebat Nusantara. So, saya akan menjelaskan secara terperinci mengapa saya memberi judul ASAP BUSUR HUJAN.

            ASAP? Mengapa harus mengambil istilah ini? Istilah ASAP saya ambil karena tokoh Jimi pada serial ini memiliki kebiasaan buruk, yaitu Merokok. Lalu definisi lain dari kata ASAP yang saya gunakan itu menunjukkan bahwa ASAP adalah awal sebelum timbulnya Hujan. Nah, cukup menarik bukan, bahwa setelah munculnya ASAP akan dibarengi dengan turunnya HUJAN, ya HUJAN itu digambarkan lewat tokoh Rain yang berarti HUJAN dalam bahasa Inggris.

            BUSUR HUJAN? Kata ini diambil dari efek setelah turunnya Hujan, yakni Pelangi. Dalam KBBI Pelangi itu adalah: lengkung spektrum warna di langit, tampak karena pembiasan sinar matahari oleh titik-titik hujan atau embun. Oleh karena itulah judul yang saya ambil adalah ASAP BUSUR HUJAN.

Pengenalan Tokoh.
JIMI
Ialah seorang anak muda yang dengan lantangnya membawa pesan revolusi sistem atas nama kedamaian. Tokoh ini sangat singkron dengan pengambilan titel cerita ini, yaitu: Asap.

RAIN
Seorang wanita yang cantik jelita, walau tubuhnya mungil namun ia sangat dapat dijadikan inspirasi semua wanita Indonesia, bahkan Dunia. Di jaman Kaliyuga ini, sulit sekali menemukan wanita yang cantik jelita namun tidak pernah meninggalkan perintah Tuhan, yaitu Beribadah sholat lima waktu. Tokoh ini adalah sang penyejuk, disingkronkan dengan pengambilan Hujan.

Lalu bagaimana dengan BUSUR HUJAN atau PELANGI?
            Diawali dari datangnya Asap lalu turunlah Hujan, namun setelahnya fenomena unik nan indah akan muncul, ya Pelangi atau Busur Hujan. Oleh karena itu perbedaan kedua sifat Jimi dan Rain diibaratkan dapat berjalan bersama dan seirama, seperti Pelangi. Mereka berbeda namun Bersama, bagai Pelangi. Efek yang ditimbulkan dari Jimi dan Rain yang bersatu adalah sebuah garis yang terdiri dari banyak warna yang mampu membelah Bumi dan nampak Indah, sebuah Keserasian.

Begitulah singkat cerita mengapa saya mengambil judul ASAP BUSUR HUJAN untuk edisi serial seorang Jimi, si Bocah Melankolis.

#AsapBusurHujan