Hari minggu
pagi yang cerah kudapati hari ini. Berjalan melewati lorong dengan ratusan
komputer yang berjajar, sebut saja Xenos, sebuah warnet game online langganan
ku dan teman-teman sepermainanku untuk menghabiskan malam minggu yang kelam,
tanpa tambatan hati. Sebenernya hari ini saya males banget buat mengikuti
kegiatan Kaderisasi. Sebab semalam saya menghabiskan waktu bermain game online
plus menonton pertandingan Liverpool melawan Arsenal via
streaming. Dan hasilnya pun mengecewakan, Liverpool
kalah 2-0 dari Arsenal yang bertanding di markas Arsenal, Emirates Stadium di
London. Tak terasa kuhabiskan malam disana, tepat pada pukul 06.00 pagi saya
pulang kerumah, dan bersiap menuju kampus. Lagi-lagi hanya tidur sekitar
duapuluh menit saja. Perjuangan berat melampaui sebuah kewajiban Mahasiswa
Baru.
Bumi
Siliwangi sebuah tempat dimana saya menuntut ilmu, kini ku berada disana dalam
keadaan setengah sadar, hahaha. Jujur saja, saya bisa mengikuti kegiatan hari
ini itu berkat seseorang yang menyemangati saya, ya ada perempuan yang saya
suka. Dia teman satu angkatan dengan saya. Jangan sebut namanya, takut yang ada
malah menjadi makin semrawut, karena memang kita dipisahkan oleh berbedaan
kelas. Diawali dengan berkumpul di daerah lapangan berdebu, kami masih
meraba-raba, kegiatan seperti apa yang akan dilalui hari ini. Ternyata kita diberikan
waktu untuk show off kemampuan bakat kita, baik individu maupun kelompok. Satu
per satu para kelompok telah maju untuk mementaskan hal kreatif mereka, berikut
diseling oleh penampilan dari Panitia.
Pentas pun
berakhir, jujur saja pementasan ini terasa sangat aneh, kurang menghibur, namun
sisi positifnya disini kami satu angkatan bisa saling berdekatan, layaknya
sebuah persatuan. Waktu sudah mmulai agak siang, sekitar pkl 10.00 lah, kita
diberikan perlengkapan dan bahan membuat rujak (makanan khas yang terdiri dari
buah-buahan segar dengan bumbu gula merah, dicampur asem, garam, cabe rawit/cengek dan kacang tanah) suasana
kekeluargaan pun terasa hangat, ya walau saya pribadi merasasakan rasa kantuk
yang luar biasa.
Hari ini
tepat hari kesialan kedua saya. Setelah minggu lalu terlambat datang ke sidang,
kini saya harus mempertanggungjawabkan hasil tugas minggu kemarin.
Ngomong-ngomong soal tugas, saya tidak keberatan, yang memeberatkan hanyalah
prosesi tes yang dilakukan didepan teman-teman satu angkatan. Kebodohan saya
pun seketika muncul ke permukaan, beberapa pertanyaan mampu saya jawab,
sisanya? Saya hanya terbelalak dengan tatapan kosong. Saya menyesali sikap
Panitia yang mengetes saya didepan teman-teman, karena bila saya sampai tidak
bisa menjawab, itu sama saja saya mengorbankan mereka untuk menyelamatkan saya.
Dimana sisi kemanusiaan? Sosialismenya dimana? Saya pun kembali hanya terdiam,
dengan kondisi teman-teman yang terus dihujani omongan-omongan penuh motivasi
layaknya mario teguh.
#KECEWA
Mengapa
hari ini saya mementingkan acara ini, dimana saya kembali menjadi terdakwa yang
dengan rasa kantuk yang menghantui terus tertekan. Hari ini saya membatalkan
kepergian saya ke Solo, demi menonton pertunjukan, suatu festival musik tahunan
di Solo, sebut saja Rock In Solo. Saya melewatkan kesempatan emas, dimana saya
bisa bertatapan langsung dengan band black metal asal Polandia, BEHEMOTH.
Pembatalan kepergian saya dilandasi pengumpulan tugas yang harus saya serahkan
hari ini, dan saya menghargai teman-teman yang menyayangi saya. Tapi merujuk
dari konten aara hari ini plus kena marah lagi, saya amat sangat menyesali pembatalan
kepergian saya ke Solo.
Dimulai
dari tempat showing off bakat yang kurang mendukung, saya sudah sedikit kecewa
plus ditambah makian para Tim Evaluasi perihal kegagalan saya menjawab sebuah
pertanyaan plus mengintrogasi saya mengapa saya pernah memberikan pernyataan
pengunduran diri. Ah sial! Kesekian kalinya meridhokan gak dateng ke event
keren untuk acara beginian doang, umpat saya dalam hati. Ditambah segelimet
problematika dalam kubu angkatan, makin saja saya kecewa, kecewa luar biasa.
BAGIAN TERLARANG: SEBUAH PENGAKUAN SERTA PERTANYAAN
Disini saya akan memeaparkan soal
ketidak seriusan saya mengikuti kegiatan kaderisasi. Ya, mungkin memang sudah
didasari pemikiran saya yang kurang berkenan ditempat baru ini. Entah mengapa,
para Panitia tidak pernah memergoki saya yang sedang merokok dipelataran Masjid
Al-Furqon, atau merokok didaerah Parkiran atau bahkan di kantin dekat Perpustakaan selama
berbulan-bulan ini dan sayasampai lupa berapa jenis pelanggaran yang pernah saya buat dan tidak saya akui. Jujur saja, pada awal masuk perkuliahan saya memang sudah
merasakan bagaimana hidup di lingkungan baru. Istilah bule nya ngerasain gimana
Person United Nothing Kindom, lah. Eh, tapi sayang itu cuman bentar sampe
akhirnya MOU disetujui.
Selain itu, saya juga tidak habis
pikir, mengapa saya lulus masa adaptasi? Toh buku perkenalan saya tidak sesuai
target. Apakah ada kongsi jahat dibalik ini semua? Ya saya tidak faham soal
itu. Ditambah saya yang selalu tidak pernah mengikuti MOU yang disetujui.
Bener-bener fenomena nyata alam bawah sadar saya. Ada
apa ini? Apakah ada segelintir orang yang menginginkan saya bergabung?
Berkaitan dengan prosesi
kaderisasi, saya hanya mengkritik persoalan efektifitas waktu. Sebenarnya
banyak sekali kegiatan yang seharusnya bisa dilakukan dalam satu hari dan
mempercepat proses kaderisasi, namun sayang semua tidak sesuai dasar pemikiran
saya. Saya keburu jenuh, setiap sabtu harus ke kampus, sedangkan terkadang band
yang saya menejeri manggung plus rekan-rekan juga sama, mereka ingin didatangi
shownya.
Ada
apa sebenarnya? Saya sebenerny ingin sekali menghentikan prosesi ini, udah aja
ah, ngapain gitu. Toh yang capek saya lagi, yang ruginya saya lagi juga. Tapi
ya memang, mungkin Tuhan berkehendak lain untuk jalan hidup saya ini. Hanya
yang pasti, saya gak gampang buat diatur, dihasut bakan dijerumuskan. Setiap
langkah saya perhatiin, gerak-gerik selalu jadi prioritas untuk dijaga. Untuk
itu, ijinkanlah saya mundur, bila memang saya hanya akan menjadi bumerang bagi teman-teman.
Saya udah ngelakuin kesalahan besar, keterlambatan hingga duabelas jam itu bukan
kesalahan ringan, hukuman yang setimpal adalah ketidak lolosan saya sebagai warga.
Bom Waktu, suatu saat akan Meledak.
belajar untuk mencintai, Insya Allah ada manfaatnya,
BalasHapuscoba petik meskipun sedikit...
hiduplah yang bermanfaat di seluruh aspek kehidupan
baiklah. terimakasih. :)
BalasHapusPercayalah Dwi, tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini..
BalasHapusaku pun dulu sepertimu, seperti orang-orang Omerta padahal hati berontak. Tapi seiring waktu berlalu, cinta itu datang dan membuatku bertahan.. Cinta. Itu yang harus kau cari lalu kau rasakan. Aku yakin kau akan bisa :)
iya kakak, terimakasih ya. :)
BalasHapus