Minggu, 03 November 2013

TANPA DASAR: DIAM KINI BUKAN EMAS


            Hari minggu pagi yang cerah kudapati hari ini. Berjalan melewati lorong dengan ratusan komputer yang berjajar, sebut saja Xenos, sebuah warnet game online langganan ku dan teman-teman sepermainanku untuk menghabiskan malam minggu yang kelam, tanpa tambatan hati. Sebenernya hari ini saya males banget buat mengikuti kegiatan Kaderisasi. Sebab semalam saya menghabiskan waktu bermain game online plus menonton pertandingan Liverpool melawan Arsenal via streaming. Dan hasilnya pun mengecewakan, Liverpool kalah 2-0 dari Arsenal yang bertanding di markas Arsenal, Emirates Stadium di London. Tak terasa kuhabiskan malam disana, tepat pada pukul 06.00 pagi saya pulang kerumah, dan bersiap menuju kampus. Lagi-lagi hanya tidur sekitar duapuluh menit saja. Perjuangan berat melampaui sebuah kewajiban Mahasiswa Baru.
            Bumi Siliwangi sebuah tempat dimana saya menuntut ilmu, kini ku berada disana dalam keadaan setengah sadar, hahaha. Jujur saja, saya bisa mengikuti kegiatan hari ini itu berkat seseorang yang menyemangati saya, ya ada perempuan yang saya suka. Dia teman satu angkatan dengan saya. Jangan sebut namanya, takut yang ada malah menjadi makin semrawut, karena memang kita dipisahkan oleh berbedaan kelas. Diawali dengan berkumpul di daerah lapangan berdebu, kami masih meraba-raba, kegiatan seperti apa yang akan dilalui hari ini. Ternyata kita diberikan waktu untuk show off kemampuan bakat kita, baik individu maupun kelompok. Satu per satu para kelompok telah maju untuk mementaskan hal kreatif mereka, berikut diseling oleh penampilan dari Panitia.
            Pentas pun berakhir, jujur saja pementasan ini terasa sangat aneh, kurang menghibur, namun sisi positifnya disini kami satu angkatan bisa saling berdekatan, layaknya sebuah persatuan. Waktu sudah mmulai agak siang, sekitar pkl 10.00 lah, kita diberikan perlengkapan dan bahan membuat rujak (makanan khas yang terdiri dari buah-buahan segar dengan bumbu gula merah, dicampur asem, garam,  cabe rawit/cengek dan kacang tanah) suasana kekeluargaan pun terasa hangat, ya walau saya pribadi merasasakan rasa kantuk yang luar biasa.
            Hari ini tepat hari kesialan kedua saya. Setelah minggu lalu terlambat datang ke sidang, kini saya harus mempertanggungjawabkan hasil tugas minggu kemarin. Ngomong-ngomong soal tugas, saya tidak keberatan, yang memeberatkan hanyalah prosesi tes yang dilakukan didepan teman-teman satu angkatan. Kebodohan saya pun seketika muncul ke permukaan, beberapa pertanyaan mampu saya jawab, sisanya? Saya hanya terbelalak dengan tatapan kosong. Saya menyesali sikap Panitia yang mengetes saya didepan teman-teman, karena bila saya sampai tidak bisa menjawab, itu sama saja saya mengorbankan mereka untuk menyelamatkan saya. Dimana sisi kemanusiaan? Sosialismenya dimana? Saya pun kembali hanya terdiam, dengan kondisi teman-teman yang terus dihujani omongan-omongan penuh motivasi layaknya mario teguh.
           
#KECEWA
            Mengapa hari ini saya mementingkan acara ini, dimana saya kembali menjadi terdakwa yang dengan rasa kantuk yang menghantui terus tertekan. Hari ini saya membatalkan kepergian saya ke Solo, demi menonton pertunjukan, suatu festival musik tahunan di Solo, sebut saja Rock In Solo. Saya melewatkan kesempatan emas, dimana saya bisa bertatapan langsung dengan band black metal asal Polandia, BEHEMOTH. Pembatalan kepergian saya dilandasi pengumpulan tugas yang harus saya serahkan hari ini, dan saya menghargai teman-teman yang menyayangi saya. Tapi merujuk dari konten aara hari ini plus kena marah lagi, saya amat sangat menyesali pembatalan kepergian saya ke Solo.
            Dimulai dari tempat showing off bakat yang kurang mendukung, saya sudah sedikit kecewa plus ditambah makian para Tim Evaluasi perihal kegagalan saya menjawab sebuah pertanyaan plus mengintrogasi saya mengapa saya pernah memberikan pernyataan pengunduran diri. Ah sial! Kesekian kalinya meridhokan gak dateng ke event keren untuk acara beginian doang, umpat saya dalam hati. Ditambah segelimet problematika dalam kubu angkatan, makin saja saya kecewa, kecewa luar biasa.


BAGIAN TERLARANG: SEBUAH PENGAKUAN SERTA PERTANYAAN
           
Disini saya akan memeaparkan soal ketidak seriusan saya mengikuti kegiatan kaderisasi. Ya, mungkin memang sudah didasari pemikiran saya yang kurang berkenan ditempat baru ini. Entah mengapa, para Panitia tidak pernah memergoki saya yang sedang merokok dipelataran Masjid Al-Furqon, atau merokok didaerah Parkiran  atau bahkan di kantin dekat Perpustakaan selama berbulan-bulan ini dan sayasampai lupa berapa jenis pelanggaran yang pernah saya buat dan tidak saya akui. Jujur saja, pada awal masuk perkuliahan saya memang sudah merasakan bagaimana hidup di lingkungan baru. Istilah bule nya ngerasain gimana Person United Nothing Kindom, lah. Eh, tapi sayang itu cuman bentar sampe akhirnya MOU disetujui.
Selain itu, saya juga tidak habis pikir, mengapa saya lulus masa adaptasi? Toh buku perkenalan saya tidak sesuai target. Apakah ada kongsi jahat dibalik ini semua? Ya saya tidak faham soal itu. Ditambah saya yang selalu tidak pernah mengikuti MOU yang disetujui. Bener-bener fenomena nyata alam bawah sadar saya. Ada apa ini? Apakah ada segelintir orang yang menginginkan saya bergabung?
Berkaitan dengan prosesi kaderisasi, saya hanya mengkritik persoalan efektifitas waktu. Sebenarnya banyak sekali kegiatan yang seharusnya bisa dilakukan dalam satu hari dan mempercepat proses kaderisasi, namun sayang semua tidak sesuai dasar pemikiran saya. Saya keburu jenuh, setiap sabtu harus ke kampus, sedangkan terkadang band yang saya menejeri manggung plus rekan-rekan juga sama, mereka ingin didatangi shownya.
Ada apa sebenarnya? Saya sebenerny ingin sekali menghentikan prosesi ini, udah aja ah, ngapain gitu. Toh yang capek saya lagi, yang ruginya saya lagi juga. Tapi ya memang, mungkin Tuhan berkehendak lain untuk jalan hidup saya ini. Hanya yang pasti, saya gak gampang buat diatur, dihasut bakan dijerumuskan. Setiap langkah saya perhatiin, gerak-gerik selalu jadi prioritas untuk dijaga. Untuk itu, ijinkanlah saya mundur, bila memang saya hanya akan menjadi bumerang bagi teman-teman. Saya udah ngelakuin kesalahan besar, keterlambatan hingga duabelas jam itu bukan kesalahan ringan, hukuman yang setimpal adalah ketidak lolosan saya sebagai warga.

Bom Waktu, suatu saat akan Meledak.

4 komentar:

  1. belajar untuk mencintai, Insya Allah ada manfaatnya,
    coba petik meskipun sedikit...
    hiduplah yang bermanfaat di seluruh aspek kehidupan

    BalasHapus
  2. Percayalah Dwi, tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini..
    aku pun dulu sepertimu, seperti orang-orang Omerta padahal hati berontak. Tapi seiring waktu berlalu, cinta itu datang dan membuatku bertahan.. Cinta. Itu yang harus kau cari lalu kau rasakan. Aku yakin kau akan bisa :)

    BalasHapus