Jumat, 29 November 2013

ASAP DAN BUSUR HUJAN: Sebuah kisah klasik cinta Bocah Melankolis


ASAP DAN BUSUR HUJAN
Sebuah kisah klasik cinta Bocah Melankolis

Negeri Hijau
            Suatu hari, tinggalah seorang Bocah bernama Jimi. Predikat Melankolis menempel pada dirinya setelah ia melewati fase dimana Menangis dan Mengeluh adalah jawaban mendasar atas rasa sakit hidup di Dunia Fana. Di Negeri Hijau, sebutan suatu lahan yang dipenuhi oleh segerombolan masa yang mengatasnamakan dirinya Pasukan Tempur untuk Negara. Negeri Hijau ini hanya sebuah sebutan untuk lahan yang diperuntukan manusia-manusia bermental baja.
            Hari ini gelap, suasana kelam diiringi syair-syair nyanyian pemujaan dewa kematian Lux Ferre, dewa kegelapan Baphomet dan Moloch sang Dewa Kejijikan. Tinggallah disebuah rumah semi modern yang dditinggali oleh Jimi sang Bocah Melankolis. Walau dirinya mendapat predikat si Bocah Melankolis, namun selera musik yang ia dengar amat sangat menyeramkan.
            Jimi, mengapa ia selalu terlihat muram dan gelisah tiada tara, ternyata jawabannya adalah sebuah Kegalauan anak muda masa kini. Jimi, mengapa kau selalu bersedih? Mengapa kau tak pernah cerita tentang segelimet permasalahan dalam kehidupanmu? Hey,. Jim! Sadarlah, ini dunia yang fana, bila kau tunfuk olehnya maka Neraka tujuan akhirmu. Itu mungkin sepenggal dari kisah hidup Jimi yang memang sangat menghargai budaya Tutup Mulut bangsa Sisilia, sebut saja Omerta.


Jimi: Riang dan Gembira
            Hello, aku Jimi, aku adalah anak yang mendapat predikat Melankolis, mengapa begitu? Akupun tak bisa menyimpulkannya dengan tepat, sekedar menjalani predikat yang aku rasa tidak salah. Lantas mengapa akhir-akhir ini aku merasa senang dan gembira ya? Oiya, aku akan memperkenalkan seorang Putri Manis yang Mungil dari Negeri Busur Hujan, panggil saja dia Rain. Aku pertama kali melihatnya disebuah perkumpulan besar disekolahku yang baru, kini aku sudah tidak bersekolah di kawasan Pacinan, ya tempat yang terkenal akan para pedagang-pedagang kelontongan, sayuran hingga bahan bangunan. Awalnya tidak ada pertanda apa-apa sesaat aku memandangi wajah Rain, namun lama-kelamaan aku merasakan sentuhan Astral bahwa dia ini Unik. Rain, sang Puteri Mungil dari Negeri Busur Hujan, mengapa kau sangat terlihat menarik, walau dalam keadaan yang tidak seharusnya terlihat menarik. Rain, mengapa kau selalu tampak riang dan bersinar bagai mentari pagi yang menyinari Dunia Fana ini? Oh, Rain, aku benar-benar jatuh cinta pada dirimu.
            Singkat cerita, aku bertemu Rain pada saat yang tidak diprediksi, spontan dan mengapa langsung jatuh hati padanya? Seharian setelah hari pertama aku dan dia bertemu, aku memikirkannya, walau keesokan harinya aku tidak membayangkannya lagi. Waktu pertemuan yang lebih sering membuat perasaan kagum itu berubah drastis menjadi perasaan yang sesungguhnya, Jim ya anak Melankolis yang mencintai musik pemujaan Setan kini menemukan tambatan Hati. Alangkah senangnya hatiku disaat kudapat menatap wajahnya, raut wajah yang riang dimana setiap aku meliriknya terasa sejuk seluruh tubuhku, bagaikan Busur Hujan yang menghiasi Dunia Fana ini.


Kaget, Kesal dan Kecewa.
            Aku Jimi, aku sangat kecewa dihari itu, hari dimana aku saksikan dengan mata dan kepalaku sendiri, sang pujaanku Rain, ternyata dia telah dimiliki seseorang. Malam hari bila kutak salah, aku sengaja mencari identitasnya di dunia maya, dunia dengan segudang informasi baik itu real dan kongkret dan kebanyakan hanya bullshit dan cerita fiktif. Aku melihat biography nya dan tertulis disana nama orang yang telah mendapatkan dirinya. Oh, Rain mengapa ini semua harus kurasakan? Berhari-hari aku bayangkan kita dapat berjalan bersama melewati Jembatan Tulip, jembatan yang selalu dilewati muda-mudi yang kasmaran hingga melupakan bahwa mereka hidup ini di Dunia Fana, hanya mereka berdua.
            Semenjak hari itu, pikiranku kacau, otakku tak pernah waras. Hingga suatu ketika aku memutuskan kembali ke tempat lama ku, sebut saja Trotoart, sebuah kedai bir yang terletak tidak jauh dari sekolahanku yang baru di Utara Negeri Angin. Mengapa ini harus menimpa hidupku? Mengapa disaat aku menemukan orang yang kurasa dapat menerimaku dis ekolah baru ini, tapi sudahlan, untuk apa meratapi apa yang telah terjadi. Kini setiap jejak langkahku akan selalu terbayang namanya, wajahnya dan perilakunya yang unik dan menarik.

Hey, Jim. Ini waktunya Unjuk Gigi.
            Setelah ratapan rasa sedih yang tak kunjung padam akhirnya aku mendapatkan kesempatan pergi bersama Rain. Suatu hari dimana Ia mengajakku untuk menonton pagelaran filem horor empat dimensi di sekolah Gajah. Kuniatkan diri dari rumahku di Negeri Hijau, bahwa hari ini adalah saat yang tepat untuk menunjukkan semua yang aku rasakan selama ini kepada dirinya, ya Rain sang Puteri Mungil dari Negeri Busur Hujan, ah tak kuasa ku membayangkan wajahnya yang Unik nan Cantik Jelita.
            Tibalah aku disana, berjalanlah kami bertiga, karena ia ditemani temannya. Sial, hari ini aku kaku banget, sepatah kata pun sulit untuk ku keluarkan saat bertatapan dengan dirinya, ini adalah fase yang sangat berat bagiku, karena sudah lama sekali aku tidak menyukai seorang wanita. Hari berjalan seperti film Negeri Garuda yang statis dan kurang menarik. Aku ingin bersegera mengakhiri semua pertemuan ini, untuk apa aku pikir, bnila kita bertemu namun aku tak mampu berkata apapun kepadanya.
            Rain, kurasa diriku ini memang belum pantas bersanding dengan dirimu yang aku rasa kamu itu paket komplit weorang manusia dimasa kini. Kamu cantik, lucu, unik dan tidak telat menjalankan perintah Agama. Oh, Jims yang malang, aku hanya bisa meratapi kenyataan yang kurasakan kini.


Jims, apakah ini episode terakhir mu dengan Puteri Busur Hujan?
            Titik terakhir seorang jims tiba. Aku sudah tidak dapat menahan rasa sakit yang mendalam ini, rasa dimana harus menahan perasaan untuk dapat bersanding bersama si Mungil dari Negeri Busur Hujan. Oh, Tuhan, jika memang ini jalan yang terbaik, aku akan melakukannya dengan tulus dan tanp[a kusesali dikemudian hari.
            Jims, ini adalah sebuah komitmen yang berat untuk dilakukan, dimana aku harus rela melepaskan dirinya. Disini aku sadar, bahwa Rain memang tidak pantas untuk diriku, aku ini anak yang nakal;, sukanya merokok, minum minuman beralkohol, menjalankan perintah Tuhan belum sebaik dirinya dan aku ini apa? Aku ini bagai seongggok daging yang tertancap diujung tombak, tidak berharga.
            Rain, jika kau mengerti bagaimana rasa sakit yang kupenam sejak dulu, mungkin kau akan kasihan melihatku. Maafkan aku, Rain. Bukan maksudku mundur karena aku lemah atau bukan Pria, namun ini pilihanku atas apa yang kuketahui tentang dirimu. Aku Jalang dan kau Penerang, aku Setan dan kamu itu Bidadari. Batas waktu antara dunia maya dan fana belum dapat terlepas dari ahri-hariku. Maafkan aku Rain, lewat tulisan jellek ini aku hanya bisa mengeluarkan apa yang aku rasakan selama ini. Namun asal kau tahu, aku akan terus menunggu dirimu hingga aku benar-benar dapat melupakan semua tentang dirimu.

UNTUK RAIN SANG PUTRI NEGERI BUSUR HUJAN
AKU JIMI, DAN AKU SANGAT MENYAYANGIMU
CINTAKU TULUS APA ADANYA
KETULUSAN CINTA ADALAH KUNCI KEABADIAN
HARTA, HANYA AKAN MENJADI PEMUTUS KEABADIAN
CINTA TULUS DAN JANJI SUCI SELALU KUKIRIMKAN LEWAT DOA-DOA KU
DENGAN TULUS KUUCAPKAN UNTUKMU
AKU CINTA PADAMU RAIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar