ASAP DAN BUSUR HUJAN
Sebuah kisah klasik cinta Bocah Melankolis
Negeri Hijau
Suatu
hari, tinggalah seorang Bocah bernama Jimi. Predikat Melankolis menempel pada
dirinya setelah ia melewati fase dimana Menangis dan Mengeluh adalah jawaban
mendasar atas rasa sakit hidup di Dunia Fana. Di Negeri Hijau, sebutan suatu
lahan yang dipenuhi oleh segerombolan masa yang mengatasnamakan dirinya Pasukan
Tempur untuk Negara. Negeri Hijau ini hanya sebuah sebutan untuk lahan yang
diperuntukan manusia-manusia bermental baja.
Hari
ini gelap, suasana kelam diiringi syair-syair nyanyian pemujaan dewa kematian
Lux Ferre, dewa kegelapan Baphomet dan Moloch sang Dewa Kejijikan. Tinggallah
disebuah rumah semi modern yang dditinggali oleh Jimi sang Bocah Melankolis.
Walau dirinya mendapat predikat si Bocah Melankolis, namun selera musik yang ia
dengar amat sangat menyeramkan.
Jimi,
mengapa ia selalu terlihat muram dan gelisah tiada tara,
ternyata jawabannya adalah sebuah Kegalauan anak muda masa kini. Jimi, mengapa
kau selalu bersedih? Mengapa kau tak pernah cerita tentang segelimet
permasalahan dalam kehidupanmu? Hey,. Jim! Sadarlah, ini dunia yang fana, bila
kau tunfuk olehnya maka Neraka tujuan akhirmu. Itu mungkin sepenggal dari kisah
hidup Jimi yang memang sangat menghargai budaya Tutup Mulut bangsa Sisilia,
sebut saja Omerta.
Jimi: Riang dan Gembira
Hello,
aku Jimi, aku adalah anak yang mendapat predikat Melankolis, mengapa begitu?
Akupun tak bisa menyimpulkannya dengan tepat, sekedar menjalani predikat yang
aku rasa tidak salah. Lantas mengapa akhir-akhir ini aku merasa senang dan
gembira ya? Oiya, aku akan memperkenalkan seorang Putri Manis yang Mungil dari
Negeri Busur Hujan, panggil saja dia Rain. Aku pertama kali melihatnya disebuah
perkumpulan besar disekolahku yang baru, kini aku sudah tidak bersekolah di
kawasan Pacinan, ya tempat yang terkenal akan para pedagang-pedagang
kelontongan, sayuran hingga bahan bangunan. Awalnya tidak ada pertanda apa-apa
sesaat aku memandangi wajah Rain, namun lama-kelamaan aku merasakan sentuhan
Astral bahwa dia ini Unik. Rain, sang Puteri Mungil dari Negeri Busur Hujan,
mengapa kau sangat terlihat menarik, walau dalam keadaan yang tidak seharusnya
terlihat menarik. Rain, mengapa kau selalu tampak riang dan bersinar bagai mentari
pagi yang menyinari Dunia Fana ini? Oh, Rain, aku benar-benar jatuh cinta pada
dirimu.
Singkat
cerita, aku bertemu Rain pada saat yang tidak diprediksi, spontan dan mengapa
langsung jatuh hati padanya? Seharian setelah hari pertama aku dan dia bertemu,
aku memikirkannya, walau keesokan harinya aku tidak membayangkannya lagi. Waktu
pertemuan yang lebih sering membuat perasaan kagum itu berubah drastis menjadi
perasaan yang sesungguhnya, Jim ya anak Melankolis yang mencintai musik
pemujaan Setan kini menemukan tambatan Hati. Alangkah senangnya hatiku disaat
kudapat menatap wajahnya, raut wajah yang riang dimana setiap aku meliriknya
terasa sejuk seluruh tubuhku, bagaikan Busur Hujan yang menghiasi Dunia Fana
ini.
Kaget, Kesal dan Kecewa.
Aku
Jimi, aku sangat kecewa dihari itu, hari dimana aku saksikan dengan mata dan
kepalaku sendiri, sang pujaanku Rain, ternyata dia telah dimiliki seseorang.
Malam hari bila kutak salah, aku sengaja mencari identitasnya di dunia maya,
dunia dengan segudang informasi baik itu real dan kongkret dan kebanyakan hanya
bullshit dan cerita fiktif. Aku melihat biography nya dan tertulis disana nama
orang yang telah mendapatkan dirinya. Oh, Rain mengapa ini semua harus
kurasakan? Berhari-hari aku bayangkan kita dapat berjalan bersama melewati
Jembatan Tulip, jembatan yang selalu dilewati muda-mudi yang kasmaran hingga
melupakan bahwa mereka hidup ini di Dunia Fana, hanya mereka berdua.
Semenjak
hari itu, pikiranku kacau, otakku tak pernah waras. Hingga suatu ketika aku
memutuskan kembali ke tempat lama ku, sebut saja Trotoart, sebuah kedai bir
yang terletak tidak jauh dari sekolahanku yang baru di Utara Negeri Angin. Mengapa
ini harus menimpa hidupku? Mengapa disaat aku menemukan orang yang kurasa dapat
menerimaku dis ekolah baru ini, tapi sudahlan, untuk apa meratapi apa yang
telah terjadi. Kini setiap jejak langkahku akan selalu terbayang namanya,
wajahnya dan perilakunya yang unik dan menarik.
Hey, Jim. Ini waktunya Unjuk Gigi.
Setelah
ratapan rasa sedih yang tak kunjung padam akhirnya aku mendapatkan kesempatan
pergi bersama Rain. Suatu hari dimana Ia mengajakku untuk menonton pagelaran
filem horor empat dimensi di sekolah Gajah. Kuniatkan diri dari rumahku di
Negeri Hijau, bahwa hari ini adalah saat yang tepat untuk menunjukkan semua
yang aku rasakan selama ini kepada dirinya, ya Rain sang Puteri Mungil dari
Negeri Busur Hujan, ah tak kuasa ku membayangkan wajahnya yang Unik nan Cantik
Jelita.
Tibalah
aku disana, berjalanlah kami bertiga, karena ia ditemani temannya. Sial, hari
ini aku kaku banget, sepatah kata pun sulit untuk ku keluarkan saat bertatapan
dengan dirinya, ini adalah fase yang sangat berat bagiku, karena sudah lama
sekali aku tidak menyukai seorang wanita. Hari berjalan seperti film Negeri
Garuda yang statis dan kurang menarik. Aku ingin bersegera mengakhiri semua
pertemuan ini, untuk apa aku pikir, bnila kita bertemu namun aku tak mampu
berkata apapun kepadanya.
Rain,
kurasa diriku ini memang belum pantas bersanding dengan dirimu yang aku rasa
kamu itu paket komplit weorang manusia dimasa kini. Kamu cantik, lucu, unik dan
tidak telat menjalankan perintah Agama. Oh, Jims yang malang,
aku hanya bisa meratapi kenyataan yang kurasakan kini.
Jims, apakah ini episode terakhir mu dengan Puteri Busur Hujan?
Titik
terakhir seorang jims tiba. Aku sudah tidak dapat menahan rasa sakit yang
mendalam ini, rasa dimana harus menahan perasaan untuk dapat bersanding bersama
si Mungil dari Negeri Busur Hujan. Oh, Tuhan, jika memang ini jalan yang
terbaik, aku akan melakukannya dengan tulus dan tanp[a kusesali dikemudian
hari.
Jims,
ini adalah sebuah komitmen yang berat untuk dilakukan, dimana aku harus rela
melepaskan dirinya. Disini aku sadar, bahwa Rain memang tidak pantas untuk
diriku, aku ini anak yang nakal;, sukanya merokok, minum minuman beralkohol,
menjalankan perintah Tuhan belum sebaik dirinya dan aku ini apa? Aku ini bagai
seongggok daging yang tertancap diujung tombak, tidak berharga.
Rain,
jika kau mengerti bagaimana rasa sakit yang kupenam sejak dulu, mungkin kau
akan kasihan melihatku. Maafkan aku, Rain. Bukan maksudku mundur karena aku
lemah atau bukan Pria, namun ini pilihanku atas apa yang kuketahui tentang
dirimu. Aku Jalang dan kau Penerang, aku Setan dan kamu itu Bidadari. Batas
waktu antara dunia maya dan fana belum dapat terlepas dari ahri-hariku. Maafkan
aku Rain, lewat tulisan jellek ini aku hanya bisa mengeluarkan apa yang aku
rasakan selama ini. Namun asal kau tahu, aku akan terus menunggu dirimu hingga
aku benar-benar dapat melupakan semua tentang dirimu.
UNTUK RAIN SANG PUTRI NEGERI BUSUR HUJAN
AKU JIMI, DAN AKU SANGAT MENYAYANGIMU
CINTAKU TULUS APA ADANYA
KETULUSAN CINTA ADALAH KUNCI KEABADIAN
HARTA, HANYA AKAN MENJADI PEMUTUS KEABADIAN
CINTA TULUS DAN JANJI SUCI SELALU KUKIRIMKAN LEWAT DOA-DOA
KU
DENGAN TULUS KUUCAPKAN UNTUKMU
AKU CINTA PADAMU RAIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar