Jumat, 10 Januari 2014

ASAP BUSUR HUJAN Edisi serial: vol.3 - Final Episode: Topeng Sang Petopeng



ASAP BUSUR HUJAN
Edisi serial: vol.3
 The Final Episode
Topeng Sang Petopeng



            Panggil saja aku Jimz, nama lengkapku Jimi Mubarak. Nama ini berarti Pengganti, seperti pengharapanku untuk dapat menggantikan sosok orang yang telah mengabaikan ketulusan Cinta seseorang. Masih di tahun yang baru, kesialan nampaknya selalu meneamni hari-hariku di bulan Januari di tahun yang baru ini. Sedih mungkin satu kata yang terlukis dari kejadian yang kurasa dari tanggal 1 Januari hingga pada saat kuputuskan membuka Topeng kesabran dalam diriku.
            Pada saat itu entah mengapa perasaan nyaman bila chat dengan Rain terasa hilang. Dimana otakku memaksaku untuk tidak menggangu hidup Rain lagi. Sebenarnya, aku sudah mencoba melupakan Rain sejak aku mengetahui bahwa ia sudah berpacaran, ditambah kabar bahwa Rain sudah memiliki pilihan bila suatu saat hubungannya kandas, sebut saja ia Slamii.
            Slamii ini seorang yang pintar, baik, ramah, taat agama pokoknya idaman wanita banget, terkhusus wanita seperti Rain. Disitu rasa minder juga keberanianku seakan-akan menghilang ditelan kekuatan Slamii yang lebih dari diriku yang bagai seonggok daging diujung pisau. Lemaaah terkapar perasaanku, tak kusangka aku harus kembali menjadi seorang pengganti, cocok memang dengan namaku. Sejak hari itu kuputuskan untuk terus berusaha mengejar cinta Rain, walaupun aku sudah memprediksi akhir dari pengejaranku itu, kemungkinannya manis dan tragis, dan tragisnya adalah ditolak atau mungkin tidak ada kepastian.
            Semenjak dahulu memang rasa bosan selalu menghantui, namun berkat Ave, teman Rain yang terkadang memberikanku motivasi untuk tetap mengejar cinta Rain, karena ia merasa, aku dapat membahagiakan Rain. Namun, siapa yang dapat menyangka, setiap kali Rain dikaitkan dengan Slamii dan aku mendengar, sejujurnya itu sebuah pukulan telak. Hook awal disaat Slamii dan Rain jelas saling Cinta, ditambah jap mengenai Rain yang tidak suka aku, karena aku yang perokok juga tidak taat agama ditambah upper cut keras mendengar Rain yang moody, dimana seenaknya dia menempatkan diri untuk bahagia bersama pilihannya.
            Mungkin, cerita ku ini tidaklah Sehebat Pelangi, dimana perbedaan dapat dipersatukan. Cintaku ini tidak sekeren Asap yang menggumpal dan menurunkan butir keberkahan yang dinamakan Hujan. Petualangan mengejar cinta Rain ini layaknya sebuah permainan sepakbola, dimana prediksi selalu ada, dan kemungkinannya dua menang atau kalah. Mendengar Rain yang jauh memilih Slamii ketimbang diriku, jelas harapan yang kugantungkan pada dirinya harus terpaksa kuputuskan. Harapanku bersanding dengan Rain itu untuk membuat diriku jauh lebih baik dari aku yang dulu, aku bosan menjadi pecundang.
            Apakah benar cinta tidak mau mengenal diriku? Apakah benar cinta itu hanya untuk orang-orang yang baik? Rain yang kucinta, ku harap engkau bahagia bersama pria yang kau pilih. Aku selama ini berperan untuk kuat menunggu dirimu, dan berpura-pura menerima semua rasa sakit yang kuterima, semata-mata untuk dapat masuk kedalam hatimu. Cintaku tulus, namun sakit kututupi dengan topeng senyum gembira, dimana aku selalu mencoba ada menemani kesendirianmu, mensupportmu walau tak layak, mencoba ada disetiap detik kau membutuhkan sandaran untuk hanya sekedar mengobrol walaupun absurd atau geje. Semua kulakukan semata-mata untuk dapat bisa masuk kedalam hatimu.
            Tragis memang, pada akhirnya kisah cinta ku bersama Citra pada masa lalu, kembali terulang kini. Kuharapkan sejuta pengharapan untuk bersama mu Rain, walaupun aku harus memaksa diriku mundur karena statusmu juga sifat ketidakpastianmu. Jujur saja, kuterima awal kau menolak diriku untuk masuk ke kehidupanmu, kutahan sejuta tusukan dari orang-orang yang mengabarkan kebahagiaanmu dengan Slamii, kutahan rasa kecewa juga rasa ingin pergi darimu. Karena, ada Ave yang juga menopang diriku untuk tetap menunggu dirimu, karena sebuah Janji, janji dimana aku dapat membahagiakan dirimu, Rain.
            Dan, kini kuputuskan, kebahagiaanmu dapat tercapai bilamana aku pergi jauh meninggalkanmu. Dimana ku harus bisa dan dapat menerima kekecewaan yang kutelan sejak awal berusaha mengenal dirimu. Wahai Asap yang mengepul! Wahai Hujan yang akan segera turun….biarkanlah Pelangi itu datang menerangi bumi, mengindahkan seisinya dengan coretan garis penuh warna yang Tuhan berikan untuk bumi ini, biarkan Rain bahagia bersama orang yang ia pilih, biarkan Pelangi itu memberikan kecerahannya, keserasiannya dan keantiannya akan perbedaan untuk diri Rain yang kucinta. Biarkan aku, Jimi sang pengganti melihatnya bahagia, mengarungi hujan yang sulit dan merangkul senang bersama pilihannya menikmati Pelangi yang indah.
            Biarkan Rain mendapatkan sejuta harapan juga cahaya pengharapan akan Cinta juga kasih yang tulus dan ikhlas dan biarkan usaha ku membangun jembatan pemersatu yang indah bernama Tulip itu hilang dan kandas. Semoga kau bahagia bersama pilihanmu, Rain. Semoga…aku selalu berdoa untuk kebahagiaanmu. Selamat tinggal Cinta.


ASAP BUSUR HUJAN bermakna, bahwa Jimi (Asap) dan Rain (Hujan) tidak selamanya membiarkan keindahan Busur Hujan (Pelangi) menjadi sandaran dimana mereka bersatu dan bersama, doa, rasa kasih sebagai sahabat bisa menjadi jawaban misteri juga teka-teki dari ASAPBUSURHUJAN yang sakral. Kekuatan cinta yang Maha Dahsyat, yang sebelumnya tak pernah terpikir oleh saya, Dwi. Setelah sejuta fenomena alam, fenomena cinta, fenomena putus asa yang saya telan. Cerita ASAPBUSURHUJAN berakhir pada titik klimaks, dimana ASAP tidak akan membiarkan BUSUR HUJAN tidak muncul untuk mengindahkan bumi. ASAP berusaha apapun keputusannya, BUSUR HUJAN harus tetap hadir menghibur hati para manusia yang sepi, walau ASAP hanya dapat menjadi motor kemunculan BUSUR HUJAN.
Dan, inilah akhir dari serial ASAP BUSUR HUJAN. Sampai berjumpa dilain waktu, juga dilain tulisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar