Kamis, 02 Januari 2014

ASAP BUSUR HUJAN : Edisi serial - Vol.2


ASAP BUSUR HUJAN
Edisi serial: Vol.2

            Selamat kembali mengunjungi blog ini. Terimakasih atas feedback yang teman-teman berikan dengan membaca cerita ASAPBUSURHUJAN. Suatu kenikmatan tersendiri untuk saya, disaat teman-teman mengunjungi blog ini untuk mengintip isi blog ini.
            Perkenalkan, nama saya Dwi Nur Akbar W, biasa dipanggil Wii, FATxWII, atau santaslays. Ini adalah edisi kedua serial ASAPBUSURHUJAN, di edisi kedua ini, saya akan menceritakan tentang kisah Jimi Mubarak dan Rain Selfiani yang mulai ikut mengkampanyekan #savesharks. Lebih jelasnya, silahkan dibaca cerita fiktif bernuansa melankolis dan segelimet persoalan tentang cinta.


ASAP BUSUR HUJAN
The Series: vol.2
#savesharks



            Pagi bersinar seperti biasanya, dimana ayam berkokok memanggil manusia-manusia untuk bergegas bangun untuk mempersiapkan diri menghadapi petualangan baru di hari ini. Kisah ini masih berkisah tentang seorang remaja yang sedang mengejar seseorang, panggil saja dia Jimi. Pria bernama lengkap Jimi Mubarak (arti nama, baca: Pengganti yang Mendapat Berkat). Ia adalah seorang lelaki penggemar hal-hal yang berbau kemanusiaan atau perlindungan alam. Hingga pada suatu hari ia melihat kampanye #savesharks (baca: menyelamatkan hiu) di sebuah timeline twitter, dan ternyata orang tersebut Riyani Djangkaru, seorang reporter dan pembawa acara petualangan yang sudah tidak asing di telinganya. And the story has begun…

            Huaaaaah, ada lagi nih ulah manusia untuk mengeruk keuntungan lewat sirip dan daging hiu. Padahal kan, hiu walaupun menyeramkan tetep oenjoe (baca: unyu atau lucu). Ah, seru juga nih kalo ikutan ngampanyein ini, sebelumnya juga gua seneng kampanyein #saveorangutan sama Kretek Indonesia. By the way, asik nih kalo iseng jailin si Rain, ehehe.
            Okeeey, keisengan gua pun dimulai, ketika blekberi (baca: blackberry) udah lama banget gak berdering pertanda bbm masuk atau sms dari orang, soalnya udah berapa taun yah jomblo, hihihi curhat dah. Hari itu, gua gak inget persis hari dan jam berapa yang selalu gua inget gua isengin Rain, hahaha. Seperti biasa diawali dengan basa-basi yang norak dan ketinggalan jaman gua chat Rain, si mungil nan lucu dari negeri Pelangi. Sederhananya kita chatting kayak anak muda yang lagi kasmaran, oh bentar itu perasaan gua, men. Entah rain seperti apa, keliatannya ish biasa aja, nothing special at all, hahaha.
            Hari itu gak tau kenapa keisengan gua menimbulkan sebuah panggilan lucu untuk Rain, panggilannya itu Itong. Apa itu Itong? Jangan kepo dong, hahaha. Oke, gua jelasin Itong itu adalah figur Hiu Tonggos yang terlihat unyu, Itong ini diciptakan oleh Dive Magazine, majalah dimana gua pertama kali ngeliat Itong dan memperdalam persoalan #saveharks.
            Sejak hari itu, nama Itong selalu kita agungkan sebagai panggilan. Oiya, gua belum cerita kenapa gua bisa chat sama Rain, padahal ditulisan sebelumnya kita seperti bermusuhan. Kita udah baikan, semenjak teman Rain, Ave mengajak kami duduk bersama untuk meluruskan segala kejanggalan dan kesala fahaman yangmenerus, hihihi. Thanks so much Ave!
            Dengan intensitas chat yang over, alah lebaaaay juga ya, padahal biasa aja, gak sering-sering juga. Biar keliatan hebat aja, hahaha klasik. Oke, semenjak hari itu, Itong menjadi panutan bagi kita berdua. Sebenernya Rain juga suka sama Hiu, dia bilang Hiu itu lucu, dan dimata gua Hiu itu harus dilindungi karena memang unik. Akhirnya, pada suatu ketika Dive Mag membuka pesanan Trucker #savesharks. Tanpa banyak berpikir saya pun langsung memesan dua buah trucker #saveshark. Sebelum memesan, saya berpura-pura nanya ke Rain, warna yang bagus warna apa, pilihannya ada merah, hitam, biru dan hijau. Dan dengan modus operasi ala 007, gua berhasil dapetin keinginan Rain untuk memilih warna Hitam. Okeee, langsung gua kontak Dive Mag dengan memesan trucker berwarna Biru dan Hitam.
            Hari demi hari berlalu setelah pembayaran trucker tersebut rampung, akhirnya trucker itu pun datang, dan inilah penampakannya….
 
Nah keren kan, kreysi abissss, hahaha. Oke semenjak hari itu, kita suka melupakan yang namanya manggil nama asli, sampe kalo saling kesel Itong jadi sasarannya. Mungkin cerita yang gua sajiin disini gak seindah FTV, atau pun sekelas film layar lebar mantep masa kini, ya sebuah film yang diangkat dari Novel karya HAMKA, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Too many to tell yah gua, sampe lupa untuk apa gua tulis cerita ini. Ya, semenjak hari itu, kita secara gak langsung support yang namanya #savesharks.
Mengapa kita harus menyelamatkan ikan hiu?
Dalam 50 tahun terakhir, beberapa populasi hiu mengalami penurunan sampai 99%. Diperkirakan 100 juta hiu dibunuh setiap tahunnya dengan 73 juta diantaranya dibunuh hanya untuk siripnya. Sirip mereka dipotong dalam kondisi hidup dan badannya dibuang kembali ke dalam laut. Ini berarti 98% bagian dari hewan ini terbuang sia-sia.
Hiu adalah predator tingkat atas di laut, merupakan pemegang kendali atas rantai makanan, penurunan jumlah populasinya yang begitu cepat akan sangat mempengaruhi keseimbangan ekosistem di laut – ditambah fakta bahwa mereka memerlukan waktu yang lama untuk bertumbuh dewasa, memiliki rentang usia yang cukup panjang namun hanya melahirkan sedikit keturunan serta rentan terhadap penangkapan berlebih.
Bertentangan dengan mitos bahwa sirip hiu mengandung banyak nutrisi, penelitian membuktikan bahwa sirip hiu mengandung merkuri 42x lebih tinggi dari batas aman. Penelitian juga menyatakan bahwa pada dasarnya hiu tidak menyukai manusia karena daging manusia banyak mengandung otot – yang sebenarnya terjadi adalah mereka salah mengidentifikasi manusia sebagai anjing laut yang merupakan buruan mereka.
100 juta hiu mati setiap tahun karena ulah manusia. 10 manusia meninggal setiap tahunnya karena serangan hiu.
Bertolak dari fakta-fakta di atas, tahun ini Divemag mengambil inisiasi untuk mengkampanyekan #SaveSharks – sebuah gerakan yang mengajak semua individu, instansi, organisasi, untuk menolak pembantaian hiu baik untuk siripnya maupun untuk dagingnya. (sumber: Dive Mag)
 Nah, kurang lebih seperti itulah, mengapa gua pengen cerita soal #savesharks. Semoga bermanfaat ya teman-teman semua. Dan jangan lupa doakan gua supaya dapat bersanding dengan Rain. Trims.

Kamu juga bisa menunjukkan kepedulianmu dengan berpartisipasi aktif mengisi
petisi penolakan pemanfaatan hiu di http://www.petol.org/SOSharks – it’s only a click away.

Follow Itong: @itong_hiu
Sebarkan tagar #savesharks dan ikutserta lah didalamnya.

Situs dimana saya menyadur penjelasan mengenai Hiu: http://divemagindonesia.com/divemagindonesia/?p=1068

Tidak ada komentar:

Posting Komentar