Jumat, 10 Januari 2014

YANG TAK PASTI: CINTA TAK PASTI



CINTA TAK PASTI


            Nama saya Jimi, saya akan menceritakan kisah ketidakpastian cinta saya dari awal hingga yang terdekat, disaat Rain juga memberikan ketidakpastian kepada diri saya. Baiklah, dan cerita Cinta tak pasti akan saya ceritakan…..

            Berawal dari sebuah kegagalan menjalin hubungan dan ikatan dengan seorang wanita bernama Shannen, aku, Jimi selalu mendapat ketidak pastian dalam kisah Cinta. Sepertinya orangtua ku mengetahui nasib hidup ku, mengapa namaku Jimi? Yang kulihat di tafsir nama, yang berarti Pengganti. Apakah orangtua ku mengetahui jalan cerita hidup anaknya yang malang ini? Hanya Tuhan dengan seluruh rahasia yang dapat menjawab. Kucoba untuk bangkit melewati masa keterpurukkan, karena dengan terpaksa aku harus memutus hubungan kasih bersama Shannen.
            Beranjak dari Shannon, kutemui gadis cantik beragama Kristiani, namanya Yobel, ia berasal dari Ibukota, Jakarta. Kupandang dirinya berdiri tegap lurus menghadap lorong sekolahanku semasa SMA, kutarik nafas perlahan, karena terkaget melihat dia yang cantik jelita. Ia, gadis ibukota dengan segudang keahlian, mulai dari fasih berbahasa inggris, suaranya yang amat merdu dan anak yang aktif. Kukenal dirinya lewat temanku, kubuatkan ia sebuah lagu berjudul GRACE, walau niatan lagu romantis, akhirnya selalu menjadi musik Metal yang progresive nan hikmat.
            Kebingunganku melanda, disaat aku ingin mengenalnya lebih jauh, mendekatkan hati kita, datanglah sosok lain, bernama Balqis, wanita idamanku sejak dulu. Ia, cantik, seorang gadis keturunan Arab, cita-citaku sejak dulu, mengasihi gadis dengan ketaatan agama yang luar biasa. Namun, kendala menjadi penahan dalam perjalananku dengannya, ia adik kelasku semasa SMA, dan ia pun sudah dimiliki orang lain. Tanpa banyak pikir, kuputuskan meninggalkan dirinya.
            Yobel, ia seakan-akan terkikis dari hatiku semenjak kedatangan seorang wanita bernama Riany, ia teman sekelasku di kelas dua SMA, ia cantik namun tak pernah terpikir untuk menyukai dirinya, kebetulan kita selalu mendapat kelompok yang sama. Lewat kebersamaan itulah timbul perasaan berbeda pada dirinya. Suatu saat kudengar kabar dari teman dekatnya bahwa ia menyukai diriku, seorang Jimi yang dengan banyak kekurangan yang diidamkan oleh wanita, Jimi tidak taat agama, perokok, pembangkang, tak pernah menuruti keinginan guru dan Jimi seorang ‘troublemaker’. Disitu pikiranku kacau, disaat aku ingin mengenal Yobel, datang Balqis, walau akhirnya kutingggalkan ia karena telah berpacaran dengan orang lain. Tiba-tiba Riany datang dengan seribu pengharapan untuk bersama denganku, dan bodohnya kuputuskan untuk tidak memberi kejelasan terhadap Riany.
            Sosok lain pun seakan-akan datang dengan seenaknya, sebut saja ia Citra. Ia gadis yang kusuka setelah kulupakan Yobel dan kugantungkan Riany. Manis pada awalnya, dimana kedekatanku dengan dia jauh lebih mudah dari mendekati Yobel dan Riany ataupun Balqis, karena untuk mengenal Citra aku dikenalkan dan dibantu oleh temanku yang sekaligus teman sepermainan Citra juga. Hari demi hari kudedikasikan untuk jauh mengenal Citra, karya seni kontemporer kubuatkan untuknya, kujadikan ia figur pembangkit semangat belajarku juga semangat bersekolah, namun sayang sebelum aku mendekati Citra, Citra sudah didekati lelaki lain yang sudah jauh lebih mengenal Citra.
            Bulan November bila kutak salah, kuberanikan diri untuk menyatakan Cinta kepada Citra, malam hari dimana ia menempati rumah tinggalnya sendirian, disaat Ibunya sedang melaksanakan ibadah Haji. Di depan pintu rumahnya, kucurahkan semua yang ada didalam hatiku, kuucakpan kalimat: “Maukah kamu menjadi Kekasihku?”. Citra pun bengong, seperti tak percaya, aku Jimi lelaki yang kurang lebih tiga bulannya mendekati dirinya, menemani kesendiriannya, memberanikan diri untuk mengajaknya menjalin Cinta. Malam itu ia tak menjawab…..hingga satu tahun lamanya.
            Kekesalanku memuncak disaat waktu aku mendekati Citra, Balqis sesosok wanita yang benar-benar aku idamkan telah sendiri, ia pun membuka hati nya untuk diriku masuk kedalamnya, kudengar curahan hati Balqis mengenai diriku dari adik teman ku yang kebetulan teman sekelas Balqis. Kekesalan juga penyesalan selalu menemani hari-hariku hingga pada akhirnya sesosok wanita suku batak bernama Deborty membuat diriku terkagum karena kebaikan hati nya, keramahan dirinya juga keceriaannya. Mungkinkah ini semua nasib burukkku? Apakah cinta tidak mau menerangi hidupku?
            Balqis yang akhirnya terlantar karena aku sibuk mengejar cinta Citra, yang pada akhirnya menggantungkan pernyataannku hingga satu tahun, Yobel yang sudah kulupakan karena sosok Riany dan pada akhirnya kugantungkan kepastianku dengan Riany. Oh Tuhan? Mengapa keajaiban cinta tak kunjung datang kepadaku? Mengapa Tuhan? Itu selalu kutanyakan pada Tuhan setiap kali ku beribadah. Dan, sosok Deborty yang datang dengan cepat dapat merubah semua prasangka burukku tentang keajaiban cinta yang bohong. Deborty pun menjadi kekasihku, walau pada akhirnya hubungan itu hanya berlangsung kurang dari satu bulan, malang bukan? Dirinya masih memiirkan mantan kekasihnya, dan diriku ini tidak bisa bersamanya karena perbedaan agama juga adat.
            Kenangan manis mendekatkan hati ku untuk Yobel. Usaha ku untuk menerima Riany. Kesakitan mendalam menunggu Jawaban dari Citra. Dan hubunganku dengan Deborty yang kurang dari satu bulan, membuatku berpikir bahwa Cinta itu hanya kiasan, tidak ada ketulusan dalam Cinta. Ketulusan itu hanya milik seorang Ibu kepada Anaknya. Aku Jimi Mubarak, dengan segenap rasa manis dan pahit akan Cinta mulai kembali dapat merasakan bahagianya berusaha, walau pada akhirnya Rain yang hingga kini masih menjalin hubungan dengan kekasihnya, dan Rain pula lebih memilih Slamii, ya lelaki dengan banyak sekali kelebihan, jauh dari diriku yang kotor. Jimi yang perokok, bodoh agamanya juga tidak pantas untuk bersanding dengan Rain.
            Ceritaku ini mungkin akar dari semua kisah pahit. Karma? Ya, mungkin itu yang dapat kudapat selama ini. Kutinggalkan Shannn tanpa alasan jelas, kupaksa menghapus memmori tentang Yobel dan kuabaikan rasa cinta ikhlas dari Riany untukku. Atas nama Tuhan yang Maha segalanya, kumohon maafkan kesalahanku yang bertumpuk ini, aku ingin hidup seperti manusia lain, yang dapat bahagia karena Cinta, Bersama teman-teman sepermainanku, aku hanya dapat melihat Guntur yang bahagia bersama Evi. Kulihat Aji yang bahagia bersama Delima. Kusaksikan bagaimana Adi yang selalu mendapat kebahagiaan cinta, kusaksikan Ardyan yang menikmati bahagia Cinta. Bagaimana Eka dan Chacha masih bersama hingga kini. Fandhi, ia sama sepertiku, sendiri..namun pada akhirnya sosok wanita bernama Rhisya dapat mengisi hatinya, dan aku ya aku Jimi Mubarak hanya dapat melihat kebahagiaan-kebahagiaan Cinta yang didapat teman-temanku, tak pernah kurasakan kebahagiaan, seceria, semanis dan sehebat kebahagiaan Cinta.
            Aku hanya dapat mengeluarkan senyum bahagia pada teman-teman yang menjalin kasih dengan pasangannya, walaupu di dalam hati, aku iri, aku sedih dan ingin rasanya kututup rasa Cinta ini. Tak percaya aku pada Cinta, hingga pada akhirnya munculah sesosok Rain, gadis mungil dengan kebaikannya, ketaatan agamanya juga keramahannya datang menghibur hatiku yang telah kututup untuk mencinta, dan kini ia pun harus pergi meninggalkanku, karena bila bersamaku, hanya akju yang akan merasa bahagia, namun dirinya mungkin harus menjalani hubungan dengan ketidak nyamanan.

Aku Jimi Mubarak, untuk kesekian kalinya…mencoba membuka hati, walau gagal kembali. Mungkin untuk hidup, aku tak butuh pendamping. Selamat Tinggal Rain, maafkan kesalahanku.
Semua wanita yang kusakiti atau tak kugubris perasaannya kepadaku, aku mohon maaf sebesar-besarnya, aku tau kata maaf tidak dapat mengobati semua rasa sakit yang kalian rasakan, namun setidaknya aku berusaha untuk memperbaiki diri dan mencoba meyakinkan diri untuk tidak mudah menjatuhkan hati pada sembarang wanita.

JIMI MUBARAK also known as DWI NUR AKBAR W
Selamat menghilang rasa Cinta…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar